MODEL PREDIKSI LUAS AREA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN
Keywords:
dampak, hutan, kebakaran, lahan, prediksiAbstract
Kebakaran hutan dan lahan merupakan kejadian yang hampir terjadi setiap tahun pada musim kemarau di Kabupaten Banjar. Kondisi ini mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi, sosial dan lingkungan yang akan menghambat laju pembangunan dan pengembangan wilayah Kabupaten Banjar sehingga diperlukan upaya pengendalian terhadap kebakaran hutan dan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prediksi luas area kebakaran kawasan hutan dan lahan. Prediksi Luas Area Kebakaran Hutan dan Lahan ini dilakukan di wilayah Kabupaten Banjar dengan menggunakan metode regresi linier berganda, analisis dilakukan secara spasial dengan menggunakan software ARCGIS. Prediktor yang digunakan yaitu Indeks SPI, Suhu Muka Laut dan indeks Nino 3.4. Berdasarkan hasil prediksi menggunakan metode regresi linier berganda didapatkan bahwa kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Banjar mengikuti pola musim di wilayah tersebut. Pada saat musim hujan luas kebakaran yang terjadi berada di bawah 10 ha dan berada pada kategori aman hingga menengah. Saat musim kemarau luas kebakaran meningkat hingga lebih dari 400 ha dan berada pada kategori sangat rawan. Kecamatan Karang Intan, Aranio, Pengaron, Sungai Pinang, Sambung Makmur dan Mataraman di wilayah Kabupaten Banjar bagian tengah – selatan merupakan daerah/spot yang paling rawan terjadinya kebakaran.
Downloads
References
Fuller M. 1991. Forest Fire: An Introduction to Wildland Fire Behavior, Management, Fire Fighting and Prevention. John Wiley & Sons, Inc. New York
Dephut, Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 2002. Statistik Kehutanan dan Perkebunan Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Pemetaan.
Irwandi, J dan I. 2016. Upaya Penanggulangan Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kertanegara Kalimantan Timur. 2016;15(2):201-210.
KLHK, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2016. Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2015. Jakarta(ID): Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Masripatin, N., 2011. Pedoman Pengukuran Karbon untuk Mendukung Penerapan REDD+ Di Indonesia. Kementerian Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan.
Saharjo, Syaufina L, Putra EI & Nurhayati AD. 2003. Kebakaran Hutan dan Lahan. Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan. Fakultas Kehutanan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Soewarso. 2003. Penyusunan Pencegahan Kebakaran Hutan Rawa Gambut dengan Menggunakan Model Prediksi [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sormin BH, Hartono. 1986. Metode dan Teknik Penaggulangan Kebakaran Hutan. Kerjasama proyek diklat dalam rangka pengindonesiaan tenaga kerja. Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Departemen Kehutanan Bogor.
Sukmawati, Aprilia 2006. Hubungan Antara Curah Hujan Dengan Titik Panas (Hotspot) Sebagai Indikator Terjadinya Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten Pontianak Propinsi Kalimantan Barat.
Suratmo, F.G., Husaeni, E.A., Jaya, N.S., Sahardjo, B.A., Rachmatsjah, O., Hirorki, I., Nocolas, M.V.J., Ismunandar, S., Prabowo, D., Soedarmo, S. and Prakoso, J.H., 2003. Pengetahuan Dasar Pengendalian Kebakaran Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Suyatno, Addy. 2011. Sistem Penilaian resiko tingkat bahaya kebakaran hutan berbasis jaringan syaraf tiruan. Seminar Nasional Informatika. UPN Veteran†Yogyakarta.
Syaufina, L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia: Perilaku Api, Penyebab, dan Dampak Kebakaran. Bayumedia, Malang. Bahasa.
World Meteorological Organitation, 2015. Guidelines On The Defintion And Monitoring Of Extreme Weather And Climate Events, Draft Version.
